Kamis, 11 Agustus 2016

Menelanjangi Komunis di Indonesia
Komunis adalah sebuah kata yang tabu di telinga mayoritas rakyat Indonesia, terlebih kaum muslimin. Bahkan sebagian orang merasa sangat trauma ketika mendengar kata-kata Komunis, karena dapat membuka luka lama dan mengingat rekam jejak orang-orang komunis yang sadis, kejam, dan tak berprikemanusiaan. Dengan kendaraan Partai Komunis Indonesia (PKI) mereka bergerak. Berbagai operasai berdarah pun mereka lakukan atas nama revolusi.

Menelisik sejarahnya, orang-orang komunis di negeri ini tak pernah patah arang mewujudkan cita-cita jahat mereka, yaitu merebut kekuasaan tertinggi di bumi Nusantara ini dan menjadikannya sebagai negara komunis. Makar dan kakuatan terselubung senantiasa mereka himpun. Kader-kader setia mereka baik sipil maupun militer, didoktrin siaga untuk menjalankan komando atasan.

Pada saatnya mereka bergerak dengan cepat. Bila demikian segala cara cara akan mereka halalkan. Meskipun harus membunuh, menyiksa, dan berjalan di atas darah mayat-mayat manusia yang mati bergelimpangan. Sebagaimana yang terjadi di Uni Soviet, induk semang PKI baik di masa Vladimir Ilyich Lenin maupun Joseph Stalin.

Pada November 1926, dengan ambisinya untuk mendirikan negara komunis Hindia Belanda (Indonesia), PKI melakukan perlawanan terhadap Pemerintah Kolonial Belanda. Perlawanan yang dirancang dan dilaksanakan oleh PKI pada 1926/1927 ini mempunyai dampak merugikan bagi perjuangan pergerakan nasional. Pengawasan terhadap semua aktivitas terhadap semua pejuang diperketat. Ruang gerak para pemimpin perjuangan dipersempit, baik melalui Undang-undang maupun melalui pengawasan. Nasib perjuangan pergerakan nasional mengalami masa yang paling suram.

Di sini kita melihat bahwa PKI hanya berjuang hanya untuk mencapai tujuan politiknya sendiri. yaitu merebut kekuasaan untuk mendirikan pemerintahan komunis. Agitasi dan slogan-slogan revolusi yang menyesatkan dan menipu, menelan putra-putri Indonesia yang masih buta nilai-nilai perjuangan.

Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang. Walau demikian PKI tak jera. Sebagai kekuatan nomor tiga dunia saat itu setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), PKI terus bergerak di bawah tanah.

Pada 1945, setelah Jepang menyerah, PKI muncul kembali dan dan aktif mengambil bagian dalam perpolitikan di Indonesia. Banyak unit bersenjata di bawah kontrol atau pengaruh PKI.

Pada 11 Agustus 1948 Musso (salah seorang tokoh senior PKI) kembali ke Jakarta setelah 12 tahun tinggal di Uni Soviet. Politbiro PKI direkonstruksi, termasuk D.N Aidit, M.H Lukman dan Njoto. Pada 5 September 1948 Musso memberikan pidato anjuran agar Indonesia merapat kepada Uni Soviet. Anjuran itu berujung pada peristiwa pemberontakan PKI di Madiun, Jawa Timur.

Ketika bangsa Indonesia dalam keadaan genting, sedang bersiap-siap menghadapi kemungkinan agresi Belanda II, OKI berkhianat terhadap bangsa dan negara dengan melakukan pemberontakan di Kota Madiun, Jawa Timur yang menyebabkan sekian banyak putra-putri bangsa yang menjadi korban. 

pada 18 September 1948, mengumumkan proklamasi 'Republik Soviet Indonesia' dengan Musso sebagai Presiden dan Amir Syarifuddin sebagai Perdana Menteri. Namun dengan pertolongan dari Allah Ta'ala, pada 30 September Madiun bisa diambil alih oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari divisi Siliwangi.  Musso dan beberapa pemimpin PKI lainnya berhasil ditangkap dan dieksekusi pada 31 Oktober 1948.

Apakah mereka jera? Tidak. PKI bangkit kembali pada 1950. Berbagai kegiatannya mulai aktif, termasuk penerbitan dengan organ utamanya Harian Rakyat dan Bintang Merah. Di bawah kepemimpinan D.N Aidit, PKI berkembang sangat pesat.

Di samping kaderisasi ke dalam terus dilakukan, pendekatan kepada kaum nasionalis dan agamis pun digalakkan. Tak heran pada era 1960-an dicetuskan istilah NASAKOM (Nasionalisme, Agama dan Komunisme)  oleh Presiden Soekarno. Sekian tahun lamanya, PKI dapat mengambil hati presiden. Tokoh-tokohnya pun banyak yang menduduki jabatan strategis pemerintahan.

Pada 14 September 1956, D.N Aidit mengalamatkan kepada gerilyawan PKI untuk mendesak anggota agar waspada dari berbagai kemungkinan yang akan datang. Pada 30 September 1965, Pemuda Rakyat dan Gerwani - dua organisasi OKI- menggelar unjuk rasa massal di Jakarta terkait dengan inflasi yang melanda.

Pada malam 30 September 1965, enam jenderal senior Indonesia dibunuh dan mayat mereka dibuang ke adalam sumur. Para jenderal mengumumkan keesokan harinya bahwa Dewan Revolusi baru telah merebut kekuasaan. Mereka menyebut diri sebagai Gerakan 30 September (G30S).

Dengan pertolongan dari Allah Ta'ala kemudian kerja sama yang baik antara TNI/Polri dan rakyat terutama kaum muslimin, pemberontakan G30S/PKI dini dapat dihancurkan. PKI segenap atribut, dan organisasi di bawahnya dinyatakan sebagai hal yang terlarang.

Demikianlah Partai Komunis Indonesia alias PKI, mereka sangat berambisi untuk menguasai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara komunis. Walau sudah puluhan tahun dibatasi ruang gerak mereka, namun geliat gerakan bawah tanahnya terus berjalan. Secara senyap mereka bermetamorfosa menjadi bentuk baru, dan menyusup ke berbagai lini tanpa disadari.

Manakala banyak tokoh pelaku pelaku yang kontra-PKI telah meninggal dunia, mereka mulai bangkit secara nyata dan sok tampil sebagai penuntut keadilan dengan memutar fakta sejarah seolah-olah mereka adalah korban.

Terkait hal di atas, KASAD TNI Jendral Mulyono pada 30 September 2015 lalu memberikan peringatan wasapada kepada seluruh rakyat Indonesai sebagaimana berikut
"Komunis akan bermertamorfosa menjadi bentuk baru, gerakannya makin sulit dikenali dan menyusup ke berbagai lini tanpa disadari"
"Kebangkitan ideologi komunis makin terlihat nyata, ada kelompok yang ingin memutar fakta sejarah seolah mereka adalah korban." (http://m.detik.com/news/berita/3032290/ksad-kebangkitan-ideologi-komunis-semakin-nyata-waspada)

Bila demikian, PKI dan ideologi komunisme dengan segala bentuknya ibarat bom waktu yang setiap saat siap meledak di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini. Maka dari itu, wajib bagi seluruh warga negara terutama kaum muslimin untuk waspada. Dengan memohon pertolongan Allah Ta'ala, berpegang teguh dengan kitab suci al-Qur'an dan Sunnah Nabi-Nya yang mulia dengan pemahaman para sahabat yang mulia, serta bahu membahu dengan pemerintah, baik sipil maupun militer.

Allah Ta'ala berfirman  yang artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (an-Nisa : 59)

Namun tak kalah pentingnya bagi kita untuk mengetahui kesesatan komunisme selaku ideologi. Sebab, dari situlah semua gerakan mereka berawal : di ranah politik, sosial, agama, berbangsa, dan bernegara. Harapannya, dengan mengetahui kesesatan ideologinya akan lebih kokoh dalam membentengi diri, keluarga, bangsa dan negara dari bahaya laten komunisme.

Insya Allah berlanjut ...